![]() |
Donor Darah Yuk! ^_^ |
Mungkin
masih ada beberapa dari teman-teman yang mendengar kalimat donor darah
begitu menyeramkan. Terutama kalo dibayangkan kegiatan realnya. Di mana
lengan kita dimasuki sebuah jarum yang cukup gede kemudian dari jarum
itu mengalirlah darah kita yang akan diambil biasanya sekantung. Berapa
banyak ya sekantung itu? Saya lupa...
Jujur
aja, membayangkan dan melihat kegiatan donor darah itu jauh lebih
menakutkan dibanding melakukan kegiatannya langsung. Lho, kok bisa? Iya
bisa dong karena ini menurut pengalaman pribadi saya :) Kesimpulan yang
belum bisa dipastikan kebenarannya
Jadi,
sewaktu SMA, saya ini anggota PMR. Pasti pada nggak percaya. Betulan
lho saya anggota PMR, walaupun abal-abal. Oke lupakan, fokus ke
ceritanya. Nah, di SMA tempat saya sekolah, hampir setiap 3 bulan sekali
diadakan kegiatan donor darah. Nah, saya sebagai salah satu anggota
PMR, diikutkan menjadi panitia. Di mana ketika kegiatan donor darah
berlangsung, saya ditugaskan untuk mendampingi alias menemani alias
megajak ngobrol orang yang sedang melakukan donor darah. Sebenarnya
sepele kan tugasnya. Tapi itu beneran bikin pusing. Alhasil saya nggak
bertahan lama menjalankan tugas itu. Karena kepala saya malah pusing
ngeliat lengan orang dipasang-cabut jarum suntik. Ditambah bau-bau obat
yang, ewww... nggak enak banget.
Ketika
umur saya sudah mencukupi untuk melakukan donor darah, sekitar 17 tahun
kurang 3 bulan, saya pun mencoba untuk ikut donor darah. Jujur-jujuran
aja nih ya. Awal motivasi saya ikut donor darah adalah karena dapat
makanannya. Well, sungguh tidak patut diteladani. Tapi gimana nggak
tergiur, hanya dengan ikut donor darah saya bisa dapat sekaleng Pocary
Sweat, satu pop mie, susu, sama obat penambah darah. Dengan umur yang
masih muda belia, namun berat badan hampir seperti ibu-ibu, maka saya
pun langsung mengikuti serangkaian test untuk donor darah. Setelah ngisi
form, lalu ditimbang berat badan (ini sudah pasti lolos), berat badan
minimal wanita untuk melakukan donor darah adalah 45 kg. Jadi buat yang
kurang dari 45 kg namun masih nekat buat donor darah, jangan sampai
korupsi berat badan ya, apalagi sampai ditambah beban-beban tertentu
biar terlihat tambah berat. (Jadi inget seorang teman yang melakukan hal
ini). Setelah penimbangan berat badan lolos, tahap selanjutnya adalah
test Hb alias Hemoglobin. Di tahap ini juga bakal diperiksa jenis golongan
darah beserta rhesusnya kalian lho. Semenjak SMP, saya selalu menganggap
diri saya bergolongan darah O, karena saya lebih condong mirip dengan
Bapak, padahal itu saya belum pernah periksa darah lho. Nah, pas pertama
kali donor darah itu, ternyata saya baru tahu kalau golongan darah saya
ternyata B, mirip sama Ibu :)
Berat
Hb yang bagus adalah... saya lupa, hehehe. Yang jelas, tetesan darah
itu ketika dimasukan ke dalam cairan yang entah namanya apa, darahnya
harus tenggelam, seenggaknya melayang. Jangan sampai terapung lah.
Faktor bagus tidaknya Hb ini biasanya ditentukan oleh diri kita apakah
suka begadang atau tidak, sering minum air putih atau tidak. Setelah
test Hb, tahap selanjutnya adalah pemeriksaan tekanan darah. Saya yang
biasanya berekanan darah rendah, alhamdulillah waktu itu normal,
sehingga lulus dari serangkaian proses itu.
Dan pada tanggal 6 Maret 2007 lah untuk pertama kali saya melakukan donor darah... Nih saksi bisunya :)
![]() |
Cover Depan Kartu Donor Darah |
![]() |
Jumlah Saya Donor Darah |
![]() |
Cover Belakang Kartu Donor Darah |
Nggak terlalu jelas ya fotonya? Maklum, dijepret sama kamera HP yang abal-abal, hehehe :D
Dan
semenjak itulah, saya menjadi ketagihan buat donor darah. Ketagihan?
Kok bisa? Nggak tau saya juga. Saya merasa donor darah menjadi suatu
kebutuhan buat saya. Dan semenjak itu pula motivasi utama saya nggak
hanya tentang makanan lagi, cuma turun peringkat jadi nomor dua,
hehehe... Dan lengan saya pun sepertinya sudah mirip saringan akibat
tusukan-tusukan jarum.
Buat
teman-teman yang masih donorin darah ke nyamuk, ayo coba deh donor ke
manusia, hehehe. Seseorang nggak akan mati hanya karena donor darah kok.
Darah kita pun nggak akan abis. Malah dengan donor darah kita bisa
membantu orang-orang yang sangat membutuhkan darah, dan dapat makanan
pula #tetep.
Tapi kalo memang tidak memenuhi syarat-syarat untuk donor darah, boh ya jangan dipaksakan juga. Malah nantinya tidak baik.
Oh iya, donor darah ini ada komunitasnya lho, namanya Blood For Life.
Di mana kita bisa mengetahui siapa-siapa saja yang sedang membutuhkan
darah sehingga kita bisa menghubungi pihak sana nya langsung kalau kita
berniat mau melakukan donor. Begitu pula sebaliknya, jika kita ataupun
keluarga ada yang sedang membutuhkan darah, bisa melalui BFL ini juga
kok.
Yup, itu itu sedikit pengalaman dan cerita dari donor darah. Donor darah yuk! ^_^
3 comments:
yuukkk donor yuuuk
Pengen donor...kan AB jarang tuh..:)
@Aep : ayok donoooorrr.. tensi aep tuh diturunin dulu :p
@Sandy : ayo donor san, presentase orang yg golongan darah AB cuma 4% lho di dunia
Post a Comment