Header Pages

Friday, August 6, 2010

Tahap Penetralan Hati

"Everytime I've ever put myself out there, I've gotten hurt. Everytime. It's like I meet a guy, and I think it's great. And anyone else would just be thinking about how much greater it's going to get. And I'm constantly waiting for the other shoe to drop." by Beth, When in Rome.


Kali ini saya ingin hati saya benar-benar netral, tapi bukan berarti menutupnya, karena that "something" merupakan fitrah yang nggak bisa dipungkiri. Atau dalam aspek keamanan jaringan biasa disebut non-repudiation (Lho, kok jadi nyambung ke Keamanan Jaringan o_O hehehe)
Well, is there the reason why I wanna do this thing?
Yeah, of course. There's a reason. Saya hanya nggak mau kembali jatuh, kembali merasa sesak oleh rasa cemburu, kembali mengalami unrequited love atau cinta yang tak berbalas. Yeah you know, my heart is fragile...
Emang nggak bakal semudah itu. Yang saya tahu, to forget a man, we should find the another one. Hahaha. Tapi bukan berarti "the another one" ini kita sebut pelarian. Totally wrong. Nggak memungkiri, kalau ada laki-laki lain yang akan membuat kita tertarik, penasaran, or anything , pasti "the past guy" will be forgotten. Am I right? :)
Tapi bagaimana kalau "the another one" akan menyakiti kita lagi atau hanya akan membuat kita bahagia di awal saja? Atau yang lebih buruk, kita kembali mengalami cinta bertepuk sebelah tangan.

Hal itulah yang nggak saya inginkan. Saya bisa melupakan rasa sakit yang dulu, tapi bagaimana jika muncul rasa sakit yang ternyata lebih menyakitkan?
Dan bagaimana jika hal itu berlanjut, terus dan terus seperti itu. Saya nggak mau.
Pemikiran itulah yang membuat saya untuk mengambil suatu tahap. Tahap penetralan hati. Saya masih memang belum tahu dengan cara apa untuk menetralkannya. Dengan menambah kadar asam kah? Basa kah? Atau malah mencampurkan keduanya?
I still do not know yet at all.

Honestly, saya tahu, untuk melakukan hal ini nggak akan semudah itu. Tapi saya yakin masa ini masa yang tepat, di saat saya benar-benar jauh darinya, benar-benar tidak bisa melihat dirinya, hanya tinggal mengendalikan pikiran dan hati saja untuk tidak mengingat-ngingat.

I just keep praying and praying. I do believe, someday Allah will gives the best man for me. Amiin :)

Well, mungkin udah pada bosan dengan tulisan saya yang selalu berkisar, well, patah hati. Karena itu yang memang sedang saya rasakan, dan yang bisa saya tuliskan. Menuliskan apa yang saya rasakan. Saat ini.
Just keep reading my blog, hope u don't get bored :)

0 comments:

Post a Comment