When We Should Look at The Kids

Grow up is definite, but mature is choice.

Setiap orang pasti bertambah umurnya. Namun, apakah dengan bertambahnya umur memastikan bahwa orang tersebut akan bersikap lebih dewasa juga? Jawabannya tentu saja tidak. Karena untuk bersikap dewasa merupakan sebuah pilihan. Yang tidak semua orang mengambil pilihan itu. Dapat terlihat di kehidupan sehari-hari kita bahwa, “adult is not always mature.” Bahkan terkadang anak-anak jauh lebih bersikap dewasa dalam menyikapi sesuatu. Salah jika mengatakan seorang dewasa yang tidak bersikap dewasa menyebutnya seperti anak-anak. Tidak dewasa bukan berarti anak-anak. Karena menurut saya, anak-anak jauh lebih baik dari seorang dewasa yang tidak bersikap dewasa. Mengapa saya berpendapat seperti itu?

Ada hal sederhana namun sangat membanggakan yang dapat dilihat dari mereka. Anak-anak, yang sedang bertengkar dengan temannya, akan sangat mudah berbaikan. Kembali berteman, kembali bermain bersama, dan kembali tertawa bersama. Memaafkan dengan tulus tanpa menyimpan rasa dendam.

Tidak seperti orang dewasa yang tidak bersikap dewasa, yang terkadang masih menyimpan rasa dendam, masih mengungkit kesalahan yang seharusnya sudah dimaafkan. Bahkan saling bertengkar dengan adu pernyataan yang sangat mendefinisikan ketidakdewasaan mereka itu.

We should look at the kids…

They are sometimes more mature than adult. Menyelesaikan sesuatu dengan caranya yang sangat baik. Jangan malu untuk mencontohnya, selama sikap mereka sangat patut untuk dicontoh.

So as adult, we must be mature.